Ketika Air Menyatukan Dunia

Air adalah kehidupan. Sayangnya, sumber daya alam yang vital ini semakin terkuras, tercemar, dan salah kelola. Gangguan pada siklus hidrologi juga menyebabkan lebih banyak bencana terkait air. Untuk mengatasi tantangan tersebut, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 22 hingga 24 Maret 2023 ini akan mengadakan salah satu acara air terpenting dalam sejarah di Markas Besarnya di New York, yaitu Konferensi Air PBB 2023.

Pada konferensi ini, pemerintah, lembaga, bank, bisnis, organisasi non-pemerintah (LSM), pemuda, wanita, masyarakat adat, dan banyak pemangku kepentingan lainnya dari seluruh dunia akan bersatu dan menyumbangkan gagasannya untuk “menyelamatkan” air. Mereka akan berupaya menemukan permainan-mengubah solusi untuk krisis global multifaset. Misalnya “terlalu banyak air” seperti badai dan banjir; “terlalu sedikit air” seperti kekeringan dan kelangkaan air tanah; atau “air yang terlalu kotor” seperti air minum yang tercemar.

Menurut Yoka Brandt, Perwakilan Tetap Kerajaan Belanda untuk PBB yang juga Duta Besar co-host Konferensi Air PBB, menemukan solusi untuk air dapat memberikan kontribusi besar untuk mencapai semua SDG. Mengapa demikian? Tanpa air, tidak ada kehidupan. Air merupakan hal mendasar bagi kehidupan kita sehari-hari dan memiliki hubungan langsung dengan kesehatan, iklim, pembangunan ekonomi, dan sebagainya. 

“Kelangkaan air merusak ketahanan pangan dan kesehatan, dan berdampak negatif terhadap pasokan energi dan tujuan iklim kita. Terlalu banyak air membuat masyarakat kita menghadapi badai, hujan dan banjir. Dan polusi serta kurangnya akses ke air minum yang aman, fasilitas sanitasi dan kebersihan sangat menghambat kesempatan, terutama bagi perempuan dan anak perempuan, dan membahayakan nyawa,” kata Brandt, seperti dikutip dari laman resmi PBB.

Selain itu, lanjut Brandt, air menghubungkan semua tantangan berat yang terjadi di zaman ini. Mulai dari ketahanan pangan dan energi hingga kesehatan dan perubahan iklim. Banjir tahun lalu, di Pakistan dan Nigeria, atau kekeringan besar dan kebakaran hutan di hutan hujan Amazon dan Australia adalah pengingat serius akan kekuatan air yang menjungkirbalikkan kehidupan dan mengancam kesehatan kita, keselamatan kita, makanan kita, dan lingkungan hidup kita. 

“Pandemi COVID-19 juga mengingatkan kita bahwa kurangnya akses ke air bersih dan fasilitas kebersihan dan sanitasi menciptakan risiko dan kerentanan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan perempuan dan anak perempuan tidak memiliki kesempatan untuk berpartisipasi secara setara dalam masyarakat,” pungkasnya.

RS/negeriair.com

Please follow and like us:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *