Kondisi Air Tanah di Pulau Jawa Mengkhawatirkan
Jakarta, NA (10/10). Pulau Jawa, salah satu wilayah terpadat di Indonesia, saat ini menghadapi masalah serius terkait kondisi air tanahnya. Menurut Prof. Eddy Hermawan, Peneliti Ahli Utama BRIN, penurunan permukaan tanah di pesisir utara Pulau Jawa sangat mengkhawatirkan karena struktur geologi yang cenderung datar dan beban tanah yang berat akibat pembangunan infrastruktur dan pemukiman ¹.
Penyebab Utama Penurunan Air Tanah
Penyebab utama penurunan air tanah di Pulau Jawa adalah konsumsi air tanah yang masif dan tidak terkendali. Hal ini menyebabkan penurunan permukaan tanah yang signifikan, terutama di daerah pesisir utara Jawa seperti Pekalongan, Cirebon, Semarang, dan Surabaya. Menurut Prof. Edvin Aldrian, Pakar Iklim dan Meteorologi BRIN, kenaikan air laut juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi kondisi air tanah di Pulau Jawa.
Dampak Penurunan Air Tanah
Dampak penurunan air tanah di Pulau Jawa sangat signifikan, antara lain:
- Penurunan Permukaan Tanah: Penurunan permukaan tanah yang signifikan dapat menyebabkan banjir dan genangan air di daerah pesisir.
- Intrusi Air Laut: Intrusi air laut dapat menyebabkan air tanah menjadi asin dan tidak layak untuk dikonsumsi.
- Kerusakan Infrastruktur: Penurunan permukaan tanah dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur jalan dan bangunan.
Upaya Mitigasi
Untuk mengatasi masalah ini, perlu dilakukan upaya mitigasi seperti:
- Penggunaan Air Tanah yang Terkontrol: Penggunaan air tanah harus dikontrol dan diatur untuk mencegah penurunan permukaan tanah.
- Penanaman Mangrove: Penanaman mangrove dapat membantu mengurangi erosi pantai dan meningkatkan kualitas air tanah.
- Pencegahan Perusakan Lingkungan: Pencegahan perusakan lingkungan harus dilakukan untuk mengurangi dampak negatif terhadap kondisi air tanah.
Dengan demikian, perlu dilakukan upaya serius untuk mengatasi masalah kondisi air tanah di Pulau Jawa agar tidak semakin memburuk.
