Mengelola Air Butuh Jiwa Kepemimpinan
NA, Magelang (17/3). Pengurus Daerah (PD) Perpamsi Jawa Tengah belum lama ini menyelenggarakan Diklat Manajemen Air Minum Tingkat Muda Angkatan XXII yang dihelat di Hotel Trio Frontone, Kota Magelang, 4-8 Maret 2024. Salah satu yang menarik adalah materi diklat terkait kepemimpinan dasar. Kita tahu, kepemimpinan merupakan salah satu kunci utama maju-mundurnya sebuah organisasi ataupun perusahaan. Tidak terkecuali bagi perusahaan air minum.
Pemateri yang juga Rektor Unika Soegijapranata, Ferdinand Hindiarto, menjelaskan bahwa kepemimpinan sejatinya bukanlah nature melainkan nurture. Artinya, siapa pun bisa menjadi pemimpin. Tak peduli ia anak petani, guru, orang desa, kota, atau dari mana pun, bisa menjadi pemimpin. Sebaliknya, kepemimpinan bukanlah gift atau pemberian Tuhan. Maka itu, seorang anak pemimpin—entah itu direktur, bupati, bahkan presiden—tidak akan serta-merta memiliki jiwa kepemimpinan hanya karena dia memiliki privilege dari kedudukan orang tuanya.
Sejarah membuktikan betapa banyak anak raja yang meneruskan kepemimpinan ayahnya tetapi gagal. Kita mengenal Kaisar Nero yang justru membawa kemunduran bagi Kerajaan Romawi, hingga dikenal sebagai kaisar yang “membakar Roma”.
Tegasnya, menurut Ferdinan, kepemimpinan merupakan suatu proses. Siapa pun bisa menjadi pemimpin jika ia telah melewati serangkaian proses yang menempa dirinya. Dia sudah menghadapi berbagai tantangan yang membuatnya mampu tumbuh besar dengan kedewasaan, kedisiplinan, dan tanggung jawab. Seorang dengan jiwa kepemimpinan memiliki keberanian untuk mengambil keputusan beserta risiko yang mengiringinya.
Dengan kata lain, kepemimpinan bukanlah jabatan. Ia merupakan hasil yang diperoleh dari suatu proses penempaan, pengasuhan, pendidikan dan perjalanan hidup. Semua itu akan membuat seseorang memiliki hati, jiwa, dan pemikiran yang besar untuk dapat memberikan kontribusi yang positif bagi apa yang dipimpinnya.Faizal FN/Staf Humas Tirta Bahari Tegal