Kemana Hilangnya Mata Air Kita?
NA, Jakarta (7/3). Medio Februari 2023 ini, sejumlah warga lereng Gunung Merapi, di Srumbung, Magelang, Jawa Tengah, turun ke jalan, menuntut diberhentikannya penambangan liar di lereng Gunung Merapi. Mereka meyakini, penambangan tersebut menjadi penyebab rusaknya ekosistem di wilayah tersebut. Salah satunya, banyak mata air yang hilang.
Cerita lainnya, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kabupaten Tulungagung Anang Pratistianto pada akhir 2022 lalu mengatakan, sumber mata air yang aktif di Tulungagung juga sudah banyak yang hilang. Jumlahnya tidak main-main. Dari total 284 sumber, kini hanya menyisakan 46 mata air saja!
Begitu juga yang terjadi di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Plt Direktur Utama PDAM Kabupaten Lombok Tengah Bambang Supratomo mengatakan, dalam sepuluh tahun terakhir, terjadi degradasi mata air yang sangat massif di Lombok Tengah, baik dari segi jumlah maupun kapasitas mata air. Dari 600 mata air yang tercatat pada 2012, kini tinggal hanya tersisa 112 mata air.
Itu baru yang tercatat di tiga daerah. Kondisi serupa juga pasti terjadi di banyak daerah lainnya di Indonesia. Lalu, kemana hilangnya mata air-mata air itu? Tentu saja ini menjadi persoalan serius. Kerusakan alam terus terjadi akibat ulah manusia. Perubahan iklim pun sudah memperlihatkan taring-taringnya. Manusia benar-benar dalam bahaya.
RS/negeriair.com