Memuliakan Air Cara KDM
Jakarta, NA (11/10). Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) nampaknya menyadari betul bahwa air adalah sumber kehidupan. Kesadaran itu terlihat dalam banyak kebijakannya yang terkesan sangat memuliakan air yang begitu vital bagi kehidupan.
Satu hal yang layak diapresiasi, kebijakan-kebijakan tersebut tidak sebatas wacana di atas kertas melainkan selaras dengan tindakan nyata yang dilakukannya. Kita bisa melihat, bagaimana di awal kepemimpinannya di Jawa Barat KDM langsung menggebrak dengan menutup wahana Hibisc Fantasy di kawasan Puncak, Bogor untuk dikembalikan kepada fungsi asalnya, yaitu sebagai “sarang air”.
Tindakan itu tidak dilakukan serampangan seolah hanya mencari sensasi. Itu merupakan perwujudan dari konsepsi yang dia yakini, yaitu Mengembalikan fungsi sumber air. Terkait hal ini, KDM pun mengorkestrasi para pemimpin di Jawa Barat, baik bupati maupun wali kota untuk mengembalikan sumber-sumber air pada fungsi aslinya. Dengan begitu, ia akan dapat memberi manfaat langsung bagi masyarakat sekitarnya.
Selain itu, KDM juga menekankan agar tidak ada lagi rintangan yang menghalangi air mengalir secara alami. Maka itu, di Jawa Barat kini tampak masif kegiatan-kegiatan revitalisasi saluran air. Dimulai dari kawasan Gabus, Kabupaten Bekasi, kegiatan serupa juga kini dilaksanakan di daerah-daerah lainnya di Jawa Barat.
Secara konseptual, setidaknya ada tiga hal mendasar yang ia soroti terkait masalah pengelolaan air di Jawa Barat. Isu yang diangkatnya meliputi revitalisasi aliran dan sumber air, penanganan banjir kiriman, serta penyediaan air bersih bagi warga yang kesulitan.
Betul bahwa segala tindakannya yang berupaya memuliakan air masih perlu diuji oleh waktu. Namun, setidaknya kita sepakat, tindakan nyata jauh lebih berguna daripada sekadar wacana.
Rois Said