Hari Ulang Tahun Air
NA, Bekasi (2/4). Nampaknya, ada kesamaan pandangan di antara kalangan akademikus dan agamawan—dalam hal ini Islam dan Kristen—bahwa air adalah salah satu elemen tertua yang ada di Bumi. Para peneliti dari University of Hawaii, misalnya, beberapa waktu lalu mengklaim bahwa mereka telah menemukan asal-usul air di Bumi.
Selama bertahun-tahun, para ilmuwan di seluruh dunia tidak meyakini, apakah air baru ada ketika planet kita terbentuk, ataukah air dibawa oleh komet dan asteroid jauh setelah Bumi terbentuk? Berangkat dari perdebatan itu, para peneliti University of Hawaii lantas menganalisis batuan dari Pulau Baffin di Kanada. Penelitian itu kemudian mampu menghasilkan bukti yang paling meyakinkan yang mendukung hipotesis asal mula air.
Batuan tersebut langsung dari mantel Bumi dan belum terpengaruh oleh material dari kerak Bumi. Di dalamnya, para peneliti menemukan kristal-kristal kaca yang telah menjebak tetesan kecil air. Air itu memiliki komposisi air yang sama dengan yang sekarang ada di planet kita. Artinya, air adalah material yang terjadi bersamaan dengan terbentuknya Bumi.
Hasil temuan ini kiranya cukup selaras dengan pandangan agama. Dalam keterangan dua agama besar, yakni Islam dan Kristen, air merupakan material yang masuk ke dalam jajaran awal penciptaan. Di dalam Alkitab, misalnya, disebutkan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi di hari pertama penciptaan.
“Langit” merujuk pada segala sesuatu yang berada di luar bumi, tepatnya yang ada di luar angkasa, sedangkan bumi merujuk pada planet yang kita pijak hingga hari ini. Uniknya, meski bentuk Bumi belum spesifik saat diciptakan, tetapi Alkitab menyebutkan bahwa air sudah ada.
Dalam sudut pandang Islam pun, material air merupakan anasir yang masuk dalam hari pertama penciptaan. Menurut para ahli tafsir, keterangan tersebut dapat dilihat dalam hadits riwayat Anas bin Malik RA. Hadits tersebut menceritakan keterangan Rasulullah Muhammad SAW tentang proses penciptaan alam raya oleh Allah SWT.
Menurut Rasulullah, Allah memulai penciptaan pada hari pertama, yaitu Ahad. Di hari itu, Allah mulai menciptakan tujuh macam benda di antara makhluk-makhluk dan setiap satu di antaranya, dipecah lagi menjadi tujuh. Adapun tujuh macam benda itu adalah tempat jalannya bintang-bintang yang bergerak, neraka dan surga yang bertingkat, bumi yang berlapis, lautan yang luas, anggota tubuh manusia, dan hari-hari dalam sepekan.
Dalam Alquran Surat Fussilat ayat 11, semua itu pada awalnya berupa kabut asap. Syekh Ibnu Hasan Bisry At Turjani mengatakan, lalu Allah memandang kepada asap itu, lalu dijadikannya tujuh bagian, satu bagian berupa air, kedua embun, ketiga perak, keempat emas, kelima mutiara, keenam mira delima, dan ketujuh besi.
Kemudian Allah menciptakan langit dunia. Unsur-unsurnya, antara lain, pertama dari air, kedua embun, ketiga dari besi, keempat perak, kelima dari emas, keenam dari mutiara dan ketujuh dari mira delima. Selanjutnya semuanya dibagi, setiap bagian berjarak 500 tahun.
Keterangan itu menunjukkan bahwa air diciptakan di hari pertama sebelum unsur-unsur yang lainnya ada. Dan, itu terjadi di hari Ahad, atau dalam kalender Masehi dikenal dengan hari Minggu. Benar-tidaknya, wallahuallam bissawab. Satu yang pasti, jika Tuhan saja menempatkan air sebagai unsur utama dalam proses penciptaan—dan itu artinya sangat penting, lantas kenapa banyak manusia saat ini abai terhadap kelestarian air?
RS/negeriair.com