Jatah Air Manusia: Lima Liter untuk Seumur Hidup!
NA, Bekasi (4/4). Semua maklum, air adalah sumber kehidupan seluruh makhluk di Bumi ini. Bahkan, 70 persen tubuh manusia terdiri dari air—dalam berbagai bentuknya. Dengan kenyataan itu, sudah barang tentu butuh air dalam jumlah besar bagi seorang manusia untuk kelangsungan hidupnya.
Tapi pernahkah Anda berpikir, berapa sebenarnya jumlah air yang “dijatah” oleh Tuhan kepada kita? Ternyata, data yang ada saat ini menunjukkan bahwa manusia hanya memiliki jatah 5,2 liter air saja untuk memenuhi hajatnya selama seumur hidup! Masak, sih? Mari kita urai.
Menurut data United States Geological Survey (USGS), sekitar 75 persen Bumi ini tertutupi oleh air. Tepatnya, ada 1.386.000.000 kilometer kubik air atau 1 triliun liter air yang dikandung oleh planet kita ini. Sayangnya, dari jumlah sebanyak itu, 97 persennya merupakan air asin yang tidak bisa langsung dikonsumsi.
Praktis, hanya tiga persen—atau sekitar 41.580.000 kilometer kubik—air yang bisa dikonsumsi langsung oleh manusia. Hal itu diamini oleh pakar kelautan dari Wood Hole Oceanographic Institution (WHOI) David Gallo.
“Tidak banyak air (tawar) di Bumi sama sekali,” kata David seperti dilansir Live Science.
Sementara itu, jumlah populasi manusia di dunia hingga Februari 2023 tercatat 8.005.176.000 jiwa. Jika dikalkulasi, setiap satu orang hanya mendapatkan jatah air sebanyak 5,2 liter saja untuk seumur hidup!
Bahkan, jatah air yang dikonsumsi per orang bisa terus menyusut setiap saat. Banyak faktor penyebabnya. Pertama, populasi manusia selalu meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini membuat jumlah pembagi pun akan terus bertambah. Kedua, terjadinya penurunan kualitas air karena polusi, industri, terganggunya siklus hidrologi, hingga perubahan iklim.
Untuk diketahui, angka itu hanya menggunakan jumlah air tawar total yang ada di Bumi. Jika dikurangi lagi dengan kenyataan bahwa 70 persen dari air tawar yang ada di Bumi terkunci di lapisan es, maka jatah air masing-masing orang akan semakin berkurang lagi.
Tidak mengherankan jika banyak pakar menyatakan, di masa depan air adalah sumber konflik utama antarmanusia. Semua orang akan berebut air untuk memenuhi kebutuhannya. Bagaimana tidak, di satu sisi kebutuhan terus meningkat, di sisi lain jatah air dari Tuhan terus menyusut akibat—salah satunya—perilaku kita sendiri.
RS/negeriair.com